Article Detail

Simulasi dan Pelatihan Pemadaman Kebakaran

Pada hari Kamis, 19 Januari 2017 Pkl 12.30, bertempat di SMTA TARAKANITA Pulo Raya diadakan kegiatan simulasi dan pelatihan pemadaman kebakaran. Kegiatan yang diselenggarakan oleh OSIS SMK Tarakanita bekerjasama dengan Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan diikuti oleh siswa siswi kelas X, XI dan XII dan perwakilan beberapa guru.

Kegiatan ini dimulai dengan dinyalakannya sirine kebakaran baik dari sekolah maupun dari mobil pemadam kebakaran. Ada beberapa anak yang sudah mengetahui adanya simulasi tersebut tetapi banyak pula yang belum tahu sehingga anak-anak berlarian untuk mencari tangga jalur evakuasi dan menuju titik kumpul evakuasi.

Setelah acara tersebut anak- anak mendapat penjelasan berkaitan dengan peristiwa kebakaran, diantaranya adalah tindakan pertama apa yang dilakukan ketika menghadapai kebakaran,cara pemadaman api, dan beberapa materi lainnya.

Menurut Bapak Ridwan, hambatan yang sering ditemui oleh petugas pemadam kebakaran dalam menjalankan tugasnya adalah kurangnya kesadaran dan peran serta dari masyarakat. Padahal jika menilik aturan yang ada, mobil pemadam kebakaran termasuk dalam golongan VVIP yang berhak memperoleh akses utama di jalan raya.

Masyarakat diharapkan memiliki kemampuan untuk melakukan upaya dini pemadaman, tidak sepenuhnya menggantungkan diri kepada petugas pemadam kebakaran. Perambatan api yang sangat cepat membutuhkan penanganan yang cepat pula, sedangkan markas pemadam kebakaran sendiri terkadang lokasinya jauh dari lokasi kebakaran, maka upaya dini masyarakat dapat menjadi solusi yang tepat.

Setelah mendapatkan materi dari Suku Dinas Pemadam Kebakaran Jakarta Selatan, kegiatan selanjutnya adalah praktek simulasi pemadaman kebakaran. Materi ini terbagi menjadi tiga bagian utama yaitu simulasi pemadaman menggunakan peralatan tradisional, pemadaman menggunakan APAR (alat pemadam api ringan) dan pemadaman menggunakan hidran.

Simulasi yang dilakukan pertama kali adalah simulasi pemadaman kebakaran menggunakan peralatan tradisional, yaitu menggunakan karung goni yang telah dibasahi. Metode ini merupakan metode pemadaman yang paling sederhana dan cukup berbahaya karena pemadam harus berada sedekat mungkin dengan titik api. Kain goni yang telah dibasahi ditutupkan pada objek yang terbakar sehingga objek tersebut akan padam karena kehabisan oksigen yang merupakan elemen penting dalam reaksi pembakaran. Ada beberapa peserta dan Bapak Ibu guru yang mendapat kesempatan untuk mencoba simulasi ini.

Kemudian, simulasi yang selanjutnya adalah pemadaman kebakaran menggunakan APAR. Penggunaan APAR relatif lebih mudah dan lebih aman. Dari jarak 3-5 meter, pemadam menyemprotkan APAR ke material yang terbakar. Unsur kimia dari APAR akan menghentikan reaksi pembakaran yang sedang berlangsung pada material tersebut. Pada simulasi ini, hanya sebagian peserta yang mendapat kesempatan untuk mencoba, karena APAR yang disediakan terbatas.

Simulasi terakhir adalah pemadaman menggunakan hidran yang dilakukan oleh Bapak Satpam dan PP. Penggunaan hidran untuk memadamkan kebakaran membutuhkan keahlian khusus dari petugasnya. Peralatan yang digunakan pun lebih beragam dibandingkan dua metode sebelumnya. Secara garis besar, metode ini memanfaatkan tenaga air untuk memadamkan api yang menyala.

Kegiatan simulasi dan pelatihan pemadaman kebakaran ini berakhir pada pukul 15.00 WIB. Semoga dengan adanya kegiatan ini dapat meningkatkan kesiapsiagaan para siswa bilamana mengalami peristiwa kebakaran, sehingga dapat mencegah kemungkinan kerugian yang lebih besar.

Comments
  • there are no comments yet
Leave a comment